Kamis, 30 Juli 2009

22 July 2009 on Wednesday
Macacaa

I really love him… Time by time has passed with many happening that made into memory…
Sampai kini gue masih tetap mencintainya. Sangat. Tapi… entah kenapa kini gue ngerasa mulai menyerah. Atas semua keegoisannya… perbedaan yang terlalu besar dan jauh. Kadang gue ngerasa dia seperti bintang yang sulit untuk gue jangkau, memberi gue harapan dengan sinarnya tapi jatuh bukan untuk gue.
I know… maksud dia baik. Nggak mau ngelihat gue berantem sama orang yang pernah gue sayangi seperti adik sendiri. Orang yang gue percayai tapi ternyata dia adalah badai yang menyeret ke tengah dan menghempaskan gue ke batu karang. Tapi, apa dia mikirin perasaan gue. Apa dia nggak ngerti sakitnya hati gue saat dia nanyain cewek itu. Tiap kali dia menyebut nama cewek itu, hati gue bergejolak, antara marah, sedih, dan kecewa…
Gue bukanlah orang yang mudah mengungkapkan perasaan. Gue hanya ingin dimengerti, diperhatikan, dicintai. Dan gue sangat tidak suka ada cewek lain yang hadir antara gue dan dia… dalam kebersamaan kami yang sangat sempit.
Gue tau dia sibuk dengan pekerjaannya. Tapi, apa nggak ada sedikitpun waktu yang bisa ia luangkan buat balas sms atau menelpon gue? Gue percaya… berusaha untuk sangat percaya padanya… kata-katanya… sikapnya… tapi kadang-kadang ia membunuh usaha gue untuk percaya padanya. Tentang bukti yang diperlihatkan semua orang yang benar-benar melukai hati gue. Membuat gue berpikir kalau gue kehilangan dia. Kalau hatinya bukan untuk gue.
Apa yang harus gue lakukan. Sahabat gue bahkan sudah jenuh dengan masalah yang gue ceritakan. Ia bahkan nggak mau ngasih gue solusi. Ia menyuruh gue untuk berpikir. Think. I know… tapi berpikir adalah seseuatu yang sagat sulit buat gue selain mengatakan kebenaran kalau gue sangat merindukannya untuk ada disamping gue.
Gue udah ngelakuin semua hal buat bikin dia senang meski akhirnya gue tau kalo usaha gue malah nyakitin dia. I’m really sorry for it. Tapi, gue hanya punya satu tujuan. Gue Cuma ingin dia senang dan mencintai gue.
Dia pernah bilang kalau dia sengaja nyakitin gue karena dia sebel sama gue. Well… now who is childish? Haruskah kita menyelesakan masalah dengan masalah. Dan sejak dia memberi tahu gue rules nya dia, he becomes another person… different.
Bukannya gue nggak percaya, tapi keadaan yang seperti ini membuat gue berpikir, does he love me? Still…? Atau Cuma gue yang mencintainya sendirian. Mungkin juga dia tertawa melihat kekonyolan gue karena mecintainnya sejauh ini… gue mungkin terlalu lebai atau muluk. Tapi, gue belum pernah ngelihat ataupun merasakan usahanya yang sungguh-sungguh demi gue…
Ataukah gue nyerah aja? I’m tired… mungkin udah sejak lama. Tapi rasa cinta yang besar ini ngalahin semua ego dan logika yang ada. Mempertahankan kesabaran yang benar-benar menyiksa hati gue. Gak Cuma hati, bahkan juga raga gue.

23 July 2009 on Thursday
Jam sepuluh pagi tadi gue ujian dan hebatnya gue nggak punya bahan buat perang dengan soal. Soalnya ada tiga puluh dan waktu yang diberian 60 menit. Empat puluh menit pertama gue habiskan dengan menggunakna logika gue. Lagipul jawabannya seluruhnya alternative. Dan rasanya gue lumayan bisa menjawab lebih dari separo soal itu. Tapi, dua puluh menit terakhir kasak kusuk dimulai. Gue nggak yakin dengan kapasitas otak gue, jadi gue lihat jawaban punya Sanusi, sahabat gue yang gue paksa duduk disebelah kanan gue. Ternyata, jawaban tuh anak hampir searuhnya really different dengan gue. Mengingat dan menimbang tuh anak tadi bilang dia punya bahan meski dia nggak belajar, jadi gue pikir jawaban dia lebih baik dari gue.
So, mulailah otak mafia gue bekerja dengan optimal. Jawaban yang sebelumnya gue ubah sesuai dengan jawaban dari contekan dia. Dan saat keluar kelas rasanya gue abis keluar dari Panti Pijat. Segeerrr….


25 July 25, 2009 on Saturday
Pagi yang lembab… dan tidur gue benar-benar seperti in paradise. Dan jam 9.45 gue bangun dan gue ada ujian jam sepuluh. Hmmm…. Pagi yang nyaman…
What?!! Jam sepuluh!! Gosh!! Gak mikir lagi, gue langsung nyebur ke bak mandi ‘n bersiap hanya dalam waktu 10 menit lalu pergi k kampus tanpa nyisir rambut! Well… ternyata kesialan itu ada untungnya juga sih. Gue yang awalnya cemas karena gak da bawa buku (sistim ujiannya open book) dapat tempat duduk disamping teman2 gue yang nggak terkenal pelit sama sekali.. so, bisa ditebak kalo 100% hasil jawaban tadi adalah otak mereka.
Siangnya gue ngajar les privat Bahasa Inggris di UNP. Abis itu gue main internet gratis di fakultas teknik, tempatnya Ocky kuliah. Tapi, karena wireless gue bermasalah jadinya gue Cuma installin Mozilla Firefox ‘n nonton cuplikan Mission Impossible III dari flashdrive nya Ocky.
Niatnya abis itu sih gue mau mampir ketempat Macacaa, tapi pas gue sms beberapa kali kayaknya dia ngelarang banget. Ya udah, gue pulang aja lagi meski sempat k warnet bentar, buka blog gue yang lagi bermasalah.
Then, Home sweet home….. gue pulang naik angkot, sendirian. Gak ada yang nganterin gue. Yahh… gak pa-pa juga sih. Lagian, akhir2 ini gue manja banget ya, kemana-mana maunya pake motor aja, malas naik angkot. Dasar! Gue harus mulai membiasakan diri kayaknya nih! Kan bentar lagi mau PL. harus bangun pagi dan naik angkot tiga kali buat nyampe sekolah.
School…. I’m coming!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar